Dalam dunia budidaya lobster, ada saat dimana kita harus memindahkan benih yang berukuran 5 gram ke wadah lain atau ke tempat lain yang memakan waktu lebih dari 30 menit. Hal ini diperlukan suatu cara khusus yang membuat lobster muda tetap nyaman dan tetap hidup saat dimasukkan lagi ke dalam wadah budidayanya. Kondisi ini biasa disebut “pemingsanan lobster muda”.
Pada prinsipnya pemingsanan ini dilakukan dengan membuat lobster berada dalam kondisi ½ sadar, dimana lobster akan bergerak dengan minimal, akan bernafas dengan minimal, sehingga tidak kehabisan energy dan Oksigen. Setelah sampai pada lokasi yang diituju, maka lobster bisa dibuat sadar kembali dan dengan cara dimasukkan ke dalam wadah budidaya yang berisi air laut segar dan lobster yang dipindahkan pun sehat kembali.
Lobster merupakan anggota dari Crustacea dengan ciri-ciri sebagai berikut (Gambar 1) :
- Pembagian tubuh : sephalotorax dan abdomen
- Antenna : 2 pasang
- Bagian-bagian mulut : 1 pasang mandibula, 1 pasang maksila, 1 pasang maksiliped.
- Kaki : 1 pasang per ruas atau tidak ada
- Organ pernafasan : insang
- Lubang kelamin : 2 di bidang belakang dada
- Perkembangan : umumnya melalui fase larva
- Habitat : air tawar, air laut, sedikit di darat.
Gambar 1. Morfologi Lobster Pasir (Panulirus homarus)
Pada suatu proses budidaya lobster ada saat dimana kita harus melakukan proses transportasi benih dari sumber benih ke hatchery, dari hatchery ke KJA dan seterusnya. Saat itulah kita dihadapkan pada situasi, langkah-langkah harus tepat, tidak boleh salah dan harus presisi, karena sedikit saja kesalahan maka akibatnya adalah kematian yang merugikan. Oleh sebab itu, pengetahuan terkait penurunan kecepatan metabolisme lobster menjadi hal yang paling krusial.
Metabolisme
Dalam batas tertentu, semakin dingin, semakin lambat ikan dapat mencerna makanan karena laju metabolismenya melambat. Ikan juga tidak menyukai perubahan suhu yang ekstrem, mereka lebih menyukai suhu yang konsisten dan perubahan bertahap. Gambar 2 berikut adalah faktor apa saja yang dipengaruhi oleh temperature air.
Gambar 2. Bagaimana temperature air dapat mempengaruhi ikan??
Temperatur yang rendah dapat mempengaruhi metabolisma dari hewan air termasuk lobster, oleh sebab itu untuk menjamin rendahnya penggunaan energi dan oksigen, maka pada saat lobster akan di transportasikan (beberapa jam), maka lobster harus dilakukan beberapa hal agar lobster muda yang dipindahkan dapat tetap hidup dan sehat. Cara yang dilakukan adalah penurunan suhu lingkungan dan penngunaan isolator agar suhu lingkungannya stabil. Untuk menurunkan suhu digunakan es batu sedangkan sebagai isolator digunakan pasir pantai. Ada isolator lain yang dapat digunakan dalam transportasi stadia induk adalah sisa gergaji kayu dan lembaran kertas atau koran.
Langkah-langkah packing lobster muda
- Siapkan kotak styrofoam, dengan ukuran dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
- Siapkan pasir pantai yang berwarna putih ataupun yang hitam, simpan dalam wadah yang besar tapi tidak dalam.
- Siapkan es batu yang masih dalam plastik.
- Kumpulkan lobster yang akan ditransportasikan dalam bak atau wadah yang lain.
- Masukkan lobster muda ke dalam bak berisi pasir, penuhi permukaan tubuhnya dengan
- Pastikan pasir sdh masuk ke kaki renang dan kaki jalannya, sampai ekornya.
- Setelah dipastikan pasir pantainya merata simpan dalam bak. Boleh ditumpuk sampai 2 lapis saja, tidak boleh lebih karena akan mengakibatkan kematian.
- Masukkan es batu dalam plastic, untuk menjamin udara di sekitar lobster selalu dingin.
- Tutup kotak stryrofoam dan di lakban.
- Pengemasan seperti ini bisa dilakukan untuk perjalananan sampai 0 – 12 jam
- Walaupun lokasi dekat, tapi tidak diperbolehkan lobster dipindahkan tanpa perlakuan, karena lobster akan mati. Lobter sensitive terhadap perubahan lingkungan.
Berikut foto-foto terkait langkah-langkah ini.
Demikian langkah-langkah pengemasan lobster muda untuk ditransportasi selama maksimal 12 jam perjalanan.
Hal ini harus dipertimbangkan untuk pedagang lobster muda ukuran 15 gram, agar lobster yang ditransportasikan tetap hidup dengan sehat.
***
Oleh : RITA ROSTIKA
- Peneliti Lobster Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
- Bendahara Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia
0 Komentar